KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmatNya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tema “Pembangunan Nasional”. Makalah ini
bertujuan khususnya untuk memenuhi tugas Pengantar Ekonomi Publik. Selain itu
juga untuk memberikan informasi atau gambaran umum mengenai Pembangunan
Nasional . Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing Bapak U. Maman Rubaman, SE, MM selaku dosen mata kuliah
Pengantar Ekonomi Publik.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan perlu disempurnakan.
Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun kesempurnaan makalah ini. Besar harapan, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami dan para pembaca untuk memberikan tambahan pengetahuan
wawasan.
Bekasi,
Januari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
D. Sistematika Penulisan ......................................................................... 2
BAB II ARTI, TUJUAN DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN
NASIONAL .......................................................................................... 3
A. Pengertian Pembangunan Nasional .................................................... 3
B. Tujuan Pembangunan Nasional ........................................................... 4
C. Tahap-tahap Pembangunan Nasional .................................................. 5
BAB III POLA DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN NASIONAL
MENURUT GBHN 1999 ................................................................... 8
A. Kelemahan Pembangunan Orde Baru ................................................. 8
B. Masalah Pembangunan ........................................................................ 8
C. Prioritas Pembangunan ...................................................................... 10
BAB IV SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL .... 12
A. Asas dan Tujuan .............................................................................. 12
B. Tahapan Perencanaan Pembangunan
Nasional ............................... 12
C.
Pola
Perencanaan Pembangunan Nasional ....................................... 13
BAB V KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PEMBANGUNAN
EKONOMI INDONESIA ............................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945, pembangunan nasional
mengalami pasang surut seiring dengan dinamika sosial politik masyarakat.
Dimulai pada masa orde lama, pembangunan nasional lebih diarahkan pada sektor
politik. Akibatnya, pembangunan disektor lain menjadi diabaikan. Masyarakat
tetap terkurung dalam belenggu kemiskinan. Selanjutnya pada masa orde baru,
dengan tekad memperbaiki kesejahteraan rakyat, pembangunan nasional diarahkan
pada usaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Untuk maksud tersebut,
semua aspek kehidupan diarahkan untuk mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi
yang tinggi.
Akibatnya,
kehidupan demokrasi menjadi terbelenggu, KKN merajalela dan sektor pertanian
menjadi leading sector masyarakat
terabaikan. Sekarang ini, dengan tekad reformasi di segala bidang, pembangunan
nasional diarahkan pada usaha pembangunan yang berkelanjutan serta berkeadilan.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan permasalahan
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1)
Apa yang
dimaksud dengan pambangunan nasional, tujuan nasional serta tahapannya ?
2)
Jelaskan pola
dan tahapan pembangunan nasional menurut GBHN ?
3)
Bagaimana sistem
perencanaan pembangunan nasional ?
4)
Jelaskan
keberhasilan dan kegagalan pembangunan ekonomi di Indonesia ?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1)
Menjelaskan
pembangunan nasioanal, tujuan pembangunan dan tahapannya ?
2)
Menjelaskan pola
dan tahapan pembangunan nasional seperti yang tertuang dalam GBHN yang berlaku
?
3)
Mengkaji sistem
perencanaan pembangunan nasional ?
4)
Menjelaskan keberhasilan dan kegagalan dari
pembangunan ekonomi di Indonesia ?
D.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan
makalah ini dari 5 (lima) bab. Pada bab pertama berisi tentang latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
Selanjutnya, bab kedua mengenai
arti, tujuan dan tahapan pembangunan nasional yang berisi pengertian
pembangunan nasional, tujuan pembangunan nasional dan tahap-tahap pembangunan
nasional.
Pada bab ketiga mengenai pola
dan tahapan pembangunan nasional menurut GBHN 1999 berisikan tentang kelemahan
pembangunan orde baru, masalah pembangunan, dan prioritas pembangunan.
Kemudian bab keempat,
membahas sistem perencanaan pembangunan nasional yang berisi asas dan tujuan,
tahapan perencanaan pembangunan nasional, dan pola perencanaan pembangunan
nasional.
Dan bab kelima, keberhasilan
dan kegagalan pembangunan ekonomi Indonesia. Pada bagian akhir, dilampirkan
daftar pustaka.
BAB II
ARTI, TUJUAN DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN NASIONAL
A.
Pengertian Pembangunan Nasional
Pembangunan
merupakan suatu proses perubahan
yang terus-menerus menuju perbaikan di segala bidang kehidupan masyarakat
dengan berdasarkan pada seperangkat nilai yang di anut, yang menuntun masyarakat untuk mencapai
tingkat kehidupan yang di dambakan. Pembangunan disini lebih di arahkan pada
pembangunan potensi, inisiatif, daya kreasi, dan kepribadian dari setiap warga
masyarakat. Dalam proses ini terjadi transformasi sosial ke arah yang lebih
baik. Dengan pembangunan masyarakat diharapkan semakin mampu mengelola alam
bagi peningkatan kesejahteraanya. Namun, hal ini tidaklah berarti bahwa
pembangunan akhirnya harus mengeksploitasi alam secara semena-mena yang
akhirnya hanya mengganggu keseimbangan ekosistem dan interaksi manusia dengan
alam. Pembangunan menuntut orientasi masa depan bagi kelestarian manusia dan
alam.
Pembangunan
nasional Indonesia
adalah suatu rangkaian usaha yang dilakukan secara
berkesinambungan dalam semua bidang kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia untuk menuju
suatu keadaan yang lebih baik. Pembangunan nasional dilakukan dalam rangka
realisasikan tujuan nasional seperti yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945,
yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, meningkatkan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.
Pembangunan
tidaklah identik dengan pembangunan ekonomi atau pembangunan politik saja.
Pembangunan ekonomi atau pembangunan politik hanya merupakan salah satu objek
pembangunan. Pembangunan di salah satu bidang, seperti bidang ekonomi saja
tidak akan dapat memberikan hasil yang berarti bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat tanpa di sertai dengan pembangunan di bidang lainya. Banyaknya
bidang kehidupan yang perlu mendapat perhatian menyebabkan pembangunan harus
dilaksanakan berdasarkan skala prioritas. Tidak mungkin pembangunan di segala
bidang dilaksanakan sekaligus karena negara kita memiliki masalah keterbatasan dana.
Prioritas pertama adalah pembangunan ekonomi. Prioritas di bidang ekonomi di lakukan agar
keberhasilan di bidang ini dapat mempercepat pembangunan di bidang-bidang lain.
Pembangunan nasional dilaksanakan bersama oleh
masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan
pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing serta menciptakan suasana
yang menunjang. Kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah saling menunjang,
saling mengisi dan saling melengkapi dalam suatu kesatuan langkah menuju
tercapainya tujuan pembangunan nasional.
B.
Tujuan Pembangunan Nasional
Pembangunan
nasional yang di lakukan mengarah pada suatu tujuan. Tujuan ini terbagi atas
tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek pembangunan
nasional adalah meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan yang
semakin adil dan merata serta meletakan landasan yang kuat untuk tahap
pembangunan berikutnya. Pembangunan jangka panjang bertujuan mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur yang merata, material dan spiritual berdasarkan
Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,
berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang
aman, tentram dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka,
bersahabat, tertib dan damai.
Menurut GBHN pembangunan nasional bertujuan untuk
mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat
dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Setelah tujuan Pembangunan Jangka Panjang Pertama (PJP
I) dipandang berhasil dengan membanggakan, maka Pembangunan Jangka Panjang
Kedua (PJP II) bertujuan mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta
sejahtera lahir bathin sebagai landasan sebagai tahap pembangunanberikutnya
menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Sedangkan tujuan Pembangunan Lima Tahun Keenam (PELITA
VI) adalah:
a.
Menumbuhkan
sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir
dan bathin yang lebih selaras, adil dan merata.
b.
Meletakkan
landasan pembangunan yang mantap untuk tahap pembangunan berikutnya.
C.
Tahap-Tahap Pembangunan
Nasional
Dari tujuan pembangunan nasional seperti diuraikan di atas terlihat
bahwa pembangunan nasional tidak hanya menyangkut ekonomi, tetapi juga
menyangkut segi kehidupan lainnya. Untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut,
maka disusun pola pembangunan yang bersifat jangka
panjang (25 tahun), jangka menengah (5
tahun), dan jangka pendek (1 tahun).
Pembnagunan jangka panjang tersebut dilaksanakan secara bertahap melalui
pembangunan jangka menengah dan jangka pendek.
Sasaran utama PJP I adalah terciptanya landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk
tumbuh dan berkembang atas kekuatannya sendiri menuju masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila.
Titik berat PJP I adalah pembangunan bidang ekonomi dengan sasaran utama untuk mencapai
keseimbangan antara bidang pertanian dan bidang industri, serta terpenuhinya
kebutuhan pokok rakyat, yang berarti bahwa sebagian besar dari usaha
pembangunan di bidang-bidang lainnya bersifat menunjang dan melengkapi.
Pada
masa Orde Baru, pembangunan nasional dilaksanakan secara bertahap dalam jangka
pendek (5 tahun) dan jangka panjang (25 tahun). Secara utuh sebelum adanya
perubahan, telah dilaksanakan 5 kali Pelita dengan prioritas masing-masing.
No.
|
PELITA
|
MASA
|
PRIORITAS
|
1.
|
PELITA I
|
1
April 1969 – 31 Maret 1974
|
Sektor
pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian.
|
2.
|
PELITA II
|
1
April 1974 – 31 Maret 1979
|
Sektor
pertanian dan meningkatkan industri yang mengelola bahan mentah menjadi bahan
baku.
|
3.
|
PELITA III
|
1 April 1979 – 31 Maret 1984
|
Sektor
pertanian menuju swasembada pangan
dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.
|
4.
|
PELITA IV
|
1
April 1984 – 31 Maret 1989
|
Sektor
pertanian dengan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri
sendiri dan melanjutkan usaha
swasembada pangan.
|
5.
|
PELITA V
|
1
April 1989 – 31 Maret 1994
|
Sektor
pertanian untuk memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi
pertanian lainya dan sektor
industri, khususnya indstri yang menghasilkan barang untuk ekspor, industri
yang banyak menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil pertanian, serta
industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin sendiri.
|
Dengan telah selesainya PJP I dan tercipta landasan
yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk melanjutkan pembangunan, maka sejak 1
April 1994 bangsa Indonesia memasuki PJP II sebagai periode pembangunan tinggal
landas.
Sasaran
umum PJP II adalah
terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan
mandiri dalam suasana tentram dan sejahtera lahir bathin, dalam tata kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila, dalam suasana
kehidupan bangsa Indonesia yang serba berkeseimbangan dan selaras dalam
hubungan antara sesame manusia, manusia dengan masyarakat, manusia dengan alam
dan lingkungannya, manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Titik berat
PJP II masih sama dengan PJP I,
yaitu diletakkan pada bidang ekonomi yang
merupakan penggerak utama pembangunan, seiring dengan kualitas sumber daya
manusia dan didorong secara saling memperkuat, saling terkait dan terpadu
dengan pembangunan bidang-bidang lainnya yang dilaksanakan seirama, selaras dan
serasi dengan keberhasilan pembangunan bidang ekonomi dalam rangka mencapai
tujuan dan sasaran pembangunan nasional.
PJP II dimulai dengan memasuki Pelita VI (1 April 1994-31 Maret 1999), dengan prioritas
pembangunan bidang ekonomi adalah pembangunan sektor-sektor di bidang ekonomi
dengan keterkaitan antara industri dan pertanian serta bidang pembangunan
lainnya dan peningkatan sumber daya manusia, yang dikembangkan sebagai berikut:
1)
Penataan
industri nasional yang mengarah pada penguatan dan pendalaman struktur industri
yang didukung kemampuan teknologi yang makin meningkat; peningkatan ketangguhan
pertanian; pemantapan sistem dan kelembagaan koperasi; penyempurnaan pola
perdagangan, jasa dan sistem distribusi; pemanfaatan secara optimal dan tepat
guna faktor produksi dan sumber daya ekonomi serta ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai prasyarat terbentuknya masyarakat industri yang menjamin
peningkatan keadilan, kemakmuran dan pemerataan pendapatan serta kesejahteraan
rakyat, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
2)
Pembangunan
sumber daya manusia agar makin meningkat kualitasnya sehingga dapat mendukung
pembangunan ekonomi melalui peningkatan produktivitas dengan pendidikan
nasional yang makin merata dan bermutu, disertai peningkatan dan perluasan
pendidikan keahlian yang dibutuhkan berbagai bidang pembangunan, serta
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin mantap.
BAB III
POLA DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN NASIONAL MENURUT GBHN
1999
A.
Kelemahan Pembangunan Orde Baru
Kelemahan struktur ekonomi yang muncul ke
permukaan pada masa Orde Baru antara lain sebagai berikut:
1)
Bahan
dasar industri kita banyak
yang harus diimpor. Untuk mengimpor, kita kekurangan
devisa dan walaupun dapat diimpor, harga pokoknya terlalu mahal. Akibatnya,
banyak industri yang menghentikan kegiatanya.
2)
Kurang
meratanya porsi pembangunan yang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial.
3)
Sistem
lembaga keuangan seperti perbankan yang belum mantap, menggoyahkan sendi-sendi
kehidupan ekonomi pada masa krisis.
4)
Ketergantungan
pembiayaan dari pinjaman luar negri.
5)
Menumpuknya
pembayaran pokok dan bunga pinjaman luar negri.
B.
Masalah Pembangunan
GBHN
1999-2004 menyebutkan adanya lima masalah utama yang diwariskan pelaksana
pembangunan ekonomi selama Orde Baru. Masalah-masalah tersebut adalah sebagai
berikut.
1)
Merebaknya Konflik
Sosial Dan Munculnya Gejala Disintegrasi Bangsa
Sekalipun seluruh rakyat
dan penyelenggara negara serta segenap potensi bangsa telah berusaha mewujudkan
Persatuan dan kesatuan Republik Indonesia, masih terdapat ancaman, hambatan,
dan gangguan terhadap keutuhan negara. Hal ini bisa disebabkan karena praktik
penyalahgunaan wewenang, primordialisme suku dan budaya, tidak meratanya
pembangunan, dan masalah keadilan. Munculnya konflik antarmasyarakat seperti di
maluku, aceh, papua, dan daerah-daerah lainya harus di atasi secara arif dan
bijaksana.
2)
Lemahnya Penegakan
Hukun Dan Hak Asasi Manusia
Penegakan hukum sebagai
salah satu syarat untuk dapat maju dalam berbangsa dan bernegara masih perlu di
benahi. Intensitas peningkatan produk perundang-undangan, peningkatan kapasitas
aparatur penegak hukum, dan sarana dan prasarana hukum saat ini pada
kenyataanya tidak di imbangi dengan peningkatan integritas moral,
profesionalitas aparat penegak hukum, kesadaran, dan mutu pelayanan hukum
kepada masyarakat. Akibatnya, kepastian hukum, keadilan, dan penegakan hukum.
Untuk mengatasinya, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan. Materi-materi
perundang-undangan harus lengkap, proses pelaksanaan hukum yang berlangsung
harus transparan, intervensi pihak eksekutif terhadap pihak yudikatif harus
dikurangi, profesionalisme penegak hukum harus di bangun, dan pelayanan publik
d bidang hukum harus di tingkatkan.
3)
Lambatnya Pemulihan
Ekonomi
Pemulihan ekonomi berjalan lambat karena dua
hal. Pertama, penyelenggaraan di bidang ekonomi selama ini dilakukan atas dasar
kekuasaan yang terpusat dan campur tangan yang terlalu besar dari pemerintah.
Kedua, kesenjangan ekonomi antara pusat dan daerah, antar daerah, antar pelaku
ekonomi, dan antar golongan pendapatan terjadi. Selain itu, lambatnya pemulihan
ekonomi juga disebabkan kondisi di luar ekonomi seperti keamanan dan
ketertiban, penegakan hukum yang masih lemah, serta banyaknya kasus KKN yang
belum terselesaikan.
4)
Rendahnya Kesejahteraan
Rakyat, Meningkatnya Penyakit Sosial, dan
Lemahnya Kesatuan Kebudayaan
Nasional
Kesejahteraan rakyat
yang rendah semakin terlihat setelah krisis ekonomi. Terlihat bahwa semakin
banyak orang hidup di bawah garis kemiskinan. Kebutuhan pokok tidak terpenuhi,
menyebabkan mudah terjadi konflik sosial yang menjurus pada kerusuhan.
Kehidupan beragama pun belum memberikan jaminan atas kualitas keimanan dan
ketakwaan masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Timbulnya penyakit sosial
seperti korupsi, penyalahgunaan jabatan, dan pelanggaran hukum semakin
memperjelas perbedaan antara kehidupan yang seharusnya dengan kenyataan.
5)
Kurang Berkembangnya
Kapasitas Pembangunan Daerah dan
Masyarakat
Pengaturan kegiatan
ekonomi dan politik oleh pusat menyebabkan daerah menjadi tidak berkembang dan
sangat bergantung pada pusat. Sentralisasi yang berlebihan itu bukan saja
menyebabkan kesenjangan hubungan antara pusat dan daerah melainkan lebih jauh
lagi menumbuhkan ketidakpuasan daerah. Pemerintah pusat di anggap terlalu banyak
mencampuri urusan daerah dan menutup kesempatan bagi daerah untuk berkreasi.
Untuk mengatasi kesenjangan telah di berlakukan Undang-Undang Otonomi Daerah
yang memberi kesempatan pada daerah untuk mengurus daerah sendiri. Yang menjadi
masalah sekarang adalah kesiapan pemerintah daerah dalam hal pembiayaan,
personil, dan peralatan.
Dengan
melihat permasalahan tersebut, GBHN 1999-2004 berusaha mengakomodasikan
langkah-langkah penyelamatan, pemulihan, pemantapan dan pengembangan
pembangunan selama lima tahun kedepan. Arah, sasaran umum, dan prioritas
pembangunan di tuangkan dalam rencana Program Pembangunan Nasional ( PROPENAS
). Selanjutnya, PROPENAS dijabarkan dalam pelaksanaan tahunan yang di sebut
Rencana Pembangunan Tahunan ( REPETA ) yang memuat Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara ( APBN ).
Ada
perbedaan yang mendasar antara rencana pembangunan lima tahun dengan PROPENAS.
REPELITA memuat secara rinci apa yang akan di
laksanakan selama lima tahun kedepan yaitu pembangunan persektor, perdaerah dan
perdepartment.
PROPENAS
adalah penjabaran dari GBHN 1999-2004 da merupakan Rencana Pembangunan Lima
Tahun. Untuk pelaksanaan propenas, masing-masing department dan pemerintah
daerah juga harus menyusun Rencana Strategis (RENSTRA) dan Program Pembangunan Daerah
(PROPERDA). RENSTRA harus tetap berpedoman pada PROPENAS, sedangkan PROPERDA
sejauh menyangkut komitmen nasional berpedoman pada PROPENAS tetapi di
mungkinkan adanya penekanan prioritas sesuai keadaan kepentingan daerah
masing-masing.
C.
Prioritas Pembangunan
PROPENAS
telah memilih lima Prioritas pembangunan nasional tersebut adalah sebagai
berikut:
1)
Membangun sistem
politik yang demokratis serta mempertahanakan persatuan dan kesatuan.
2)
Mewujudkan supremasi hukum dan pemerintahan
yang baik.
3)
Mempercepat pemulihan
ekonomi dan memperkuat landasan pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan yang
berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan.
4)
Membangunan
Kesejahteraan rakyat serta meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan
ketahanan budaya.
5)
Meningkatkan
Pembangunan Daerah.
BAB IV
SISTEM
PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Amandemen
terhadap UUD 1945 pada tahun 1999-2002 menyebabkan terjadinya perubahan dalam
pengelolaan pembangunan. Beberapa dampaknya ialah di hapuskanya GBHN sebagai
pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional dan diterapkanya otonomi daerah
dan desentralisasi pemerintahan dalam negara kesatuan republik indonesia.
Dengan
tidak berlakunya lagi GBHN dan penerapan Otonomi Daerah, maka di bentuklah
UU.25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional. Sistem
perencanaan pembangunan nasional merupakan suatu kesatuan tata cara perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka
menengah, dan tahunan. Sistem ini dilaksanakan oleh unsur penyelenggara
pemerintahan di pusatdan daera dengan melibatkan masyarakat.
A.
Asas dan Tujuan
Berdasarkan
Pasal 2 ayat 3 UU no.25 tahun 2004, sistem perencanaan pembangunan nasional
diselenggarakan berdasarkan asas umum penyelenggaraan negara, adapun asas umum
penyelenggaraan negara tersebut sebagai berikut.
1)
Asas kepastian hukum
2)
Asas tertib
penyelenggaraan negara
3)
Asas kepentingan umum
4)
Asas Keterbukaan
5)
Asas Proposionalitas
6)
Asas Profesionalitas
7)
Asas Akuntabilitas
B.
Tahapan Perencanaa Pembangunan Nasional
Perencanaan
pembangunan nasional terdiri dari empat tahap yaitu sebagai berikut:
1)
Penyusunan Rencana
Untuk menghasilkan
rencana yang matang, ada empat langkah yang harus di perhatikan dalam melakukan
penyusunan rencana. Pertama, menyiapkan rancangan rencana pembangunan yang
bersifat teknokratik, menyeluruh dan terukur. Kedua, masing-masing instansi
pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja dengan berpedoman pada rancangan
rencana pembangunan yang telah disiapkan. Ketiga, melibatkan masyarakat dan
menyelaraskan rencana pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang
pemerintahan melalui musyawarah perencanaan pembangunan. Keempat, menyusun
rancangan akhir rencana pembangunan.
2)
Penetapan Rencana
Tahap ini bertujuan untuk menetapkan
rencana yang telah dibuat menjadi sebuah produk hukum, sehingga mengikat semua
pihak untuk melaksanakanya
3)
Pengendalian Pelaksanaan
Rencana
Pengendalian dimaksudan
untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam
rencana. Pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan koreksi dan
penyesuaian selama pelaksanaan rencana.
4)
Evaluasi Pelaksanaan
Renccana
Evaluasi
pelaksanaan rencana dilakukan dengan megnumpulkan dan menganalisis data dan
informasi yang tersedia. Hal ini bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan dan
sasaran, serta kinerja pembangunan.
C.
Pola Perencanaan Pembangunan Nasional
Perencanaan
pembangunan nasional memiliki pola sebagai berikut:
a.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
b.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
c.
Rencana Pembangunan Tahunan/Rencana kerja pemerintah
BAB V
KEBERHASILAN
DAN KEGAGALAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
Tidak
dapat dipungkiri, pemerintah Orde Baru cukup berhasil dalam mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Sehingga Indonesia
pernah di kategorikan sebagai “macan asia” oleh Bank Dunia. Ini mungkin adalah
prestasi tertinggi dan terakhir pemerintah Orde Baru.
Sebelumnya,
pemerintah Orde Baru berhasil membawa Indonesia
berswasembada pangan (1985), serta menekan angka kelahiran bayi yang sangat
tinggi pada pemerintahan
Orde Lama. Pemerintah Orde Baru juga berupaya menciptakan pemerataan persebaran
penduduk melalui transmigrasi. Cara ini terlihat cukup efektif di awal-awal
pelaksanaanya. Disamping itu, pemerintah Orde Baru juga berhasil menekan laju
inflasi dari sekitar 650%
di zaman Orde Lama menjadi
berada rata-rata di bawah dua digit hingga krisis ekonomi mulai melanda di
tahun 1997. Ekspor nonmigas Indonesia
juga meningkat sehingga Indonesia
tidak selalu bergantung pada
ekspor minyak dan gas bumi.
Akan
tetapi, pembangunan Indonesia
banyak bergantung pada bantuan luar negeri. Negara-negara
maju yang tergabung dalam IGGI yang kemudian menjadi Consultative Group on
Indonesia (CGI) berkomitmen untuk secara teratur menyuplai perekonomian Indonesia dengan utang
luar negeri. hal ini menyebabkan kemandirian perekonimian Indonesia melemah.
Ketergantungan kepada modal asing mengakibatkan perekonomian menjadi hancur ketika badai krisis melanda
di tahun 1997. Melemahnya nilai tukar rupiah menyebabkan banyak investor asing
keluar di Indonesia. Pemerintah Orde Baru
jelas gagal membuat rupiah sebagai mata uang yang kuat. Nilai rupiah tetap lemah
sejak awal Orde Baru hingga sekarang.
Pada
masa reformasi, pemerintah
berhasil menciptakan kebebasan pers, yang sangat bermanfaat sebagai alat
kontrol pembangunan. Pers membuat masyarakat sadar politik dan sadar hak
sebagai warga negara. Pemerintah juga berhasil membuat iklim berpolitik yang
jauh lebih sehat dibanding masa Orde Baru. Kehidupan politik Indonesia lebih
demokratis dan dinamis pada masa Orde Reformasi.
Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme ( KKN ) adalah kegagalan terbesar dalam pembangunan Indonesia, mulai dari
pemerintahan Orde Baru hingga saat ini. KKN mengakibatkan dunia bisnis banyak
dihadapkan pada “biaya-biaya siluman” dari pungutan tak resmi, yang menyebabkan
proses produksi tidak efisien dan harga menjadi mahal. KKN juga menyebabkan
rendahnya Profesionalisme dan wibawa
para pejabat negara dan mengakibatkan penegakan hukum menjadi sangat sulit di
terapkan di Indonesia.
Jadi, dapat di simpulkan
bahwa pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi memiliki peranan yang sangat penting
dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional. Keduanya harus berjalan secara beriringan demi
tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Namun
memang tidak dipungkiri bahwa banyak sekali masalah-masalah yang menghambat
tercapainya tujuan pembangunan nasional, seperti masalah pengangguran, untuk
mengatasinya, banyak usaha yang telah dilakukan pemerintah. Salah satunya
melalui kebijakan anggaran.
DAFTAR PUSTAKA
S, Alam. 2007. Ekonomi 2. Jakarta:Esis.
Wahyuni, Meity Sri. 1995. Pegangan Ekonomi 2. Bandung:Armico.
No comments:
Post a Comment