OPINI PUBLIK TERHADAP MASALAH BANJIR DI JAKARTA
MAKALAH
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata
Kuliah Komunikasi Politik
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM “45”
BEKASI
2012
KATA
PENGANTAR
Segala puji hanya
kepada Allah SWT semata, Tuhan Rabb semesta alam yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tema “Opini Publik”. Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi
Politik. Selain itu juga untuk memberikan
informasi atau gambaran umum mengenai Opini
Publik.
Saya banyak berutang
budi kepada mereka yang karya-karyanya saya muat dan saya kutip baik sebagian
maupun seluruhnya, sedikit maupun banyak. Karenanya saya haturkan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada mereka.
Saya
berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk kalangan akademis dan pembaca pada
umumnya, walaupun di sana-sini masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Kritik
yang bersifat membangun saya nantikan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Bekasi, Desember2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sebagai kota yang berada di daratan rendah, Jakarta
tidak terlepas dari ancaman banjir yang sewaktu-waktu dapat menyerang. Menurut
catatan sejarah Ibukota Jakarta telah dilanda banjir sejak tahun 1621. Salah
satu bencana banjir terparah yang pernah terjadi di Batavia adalah banjir yang
terjadi di bulan Februari 1918. Saat itu hampir sebagian besar wilayah Batavia
terendam air. Daerah yang terparah saat itu adalah gunung Sahari, Kampung
Tambora, Suteng, Kampung Klenteng akibat bendungan kali Grogol jebol.
Hingga kini
banjir pun belum berhenti meyerang Jakarta. Apalagi ketika musim penghujan
telah tiba. Oleh karena banjir yang terus menerus melanda sebagian wilayah di
Jakarta kini kota Jakarta telah terkenal dengan Kota Banjir. Walau demikian
warga Jakarta tidak berhenti mencoba menanggulangi banjir di Ibukota tercinta
ini.
Sehubungan
dengan cara untuk mencoba menanggulangi banjir tersebut, maka berbagai maslah
penyebab banjir pun mulai muncul dari masalah sampah, curah hujan yang tinggi,
peluapan air yang berlebihan, pecahnya bendungan sungai, serapan air yang
buruk, hingga pemukiman liar dan pemukiman padat penduduk. Dan warga yang
terkena banjir selalu mengambil strategi sendiri untuk menanggulangi banjir
ketika banjir datang ke rumah mereka.
Dari
pernyataan di atas, muncul berbagai opini masyarakat atau opini publk mengenai
banjir yang terjadi di Jakarta. Opini publik adalah
pengumpulan citra yang diciptakan oleh proses komunikasi. Gambaran tentang
sesuatu akan menimbulkan banyak tafsir bagi para peserta komunikasi. Sesuatu
akan berbentuk abstrak atau konkret dan selalu bermuka banyak atau berdimensi
jamak karena adanya berbagai perbedaan penafsiran (persepsi) yang terjadi di
antara peserta komunikasi. Pergeseran citra pada opini publik ini tergantung
pada siapa saja yang terlibat dalam proses komunikasi. Setiap kali jaringan
komunikasi berubah, opini publik juga berubah. Perubahan opini publik merupakan
“dinamika komunikasi”, sedangkan substansi opini publik tidak berubah.
Substansi tidak berubah karena ketika proses pembentukan opini publik
berlangsung, pengalaman dari peserta komunikasi itu telah terjadi.
Frazier
Moore menjelaskan Opini public adalah ungkapan keyakinan
yang menjadi pegangan bersama diantara para anggota sebuah kelompok atau
public, mengenai suatu masalah controversial yang menyangkut kepentingan umum.
Kruger Reckless didalam bukunya Social
Psychology mengemukakan, bahwa opini publik adalah suatu pendapat hasil
pertimbangan seseorang tentang sesuatu hal yang telah diterima sebagai fikiran
publik.
B.
Perumusan Masalah
Dari latar belakang
tersebut maka rumusan masalahnya adalah :
1. Apa
yang dimaksud dengan banjir?
2. Apa
yang menjadi faktor dari banjir serta dampak yang ditimbulkan?
3.
Bagaimana cara mengatasi banjir di ibukota?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui mengenai pengertian banjir.
2.
Mengetahui faktor dan dampak dari banjir
yang terjadi di ibukota
3.
Mengetahui cara mengatasi banjir di ibukota
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Banjir
Secara alamiah,
banjir adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian penting dari
mekanisme pembentukan dataran di Bumi kita ini. Melalui banjir, muatan sedimen
tertransportasikan dari daerah sumbernya di pegunungan atau perbukitan ke
daratan yang lebih rendah, sehingga di tempat yang lebih rendah itu terjadi
pengendapan dan terbentuklah dataran. Melalui banjir pula muatan sedimen
tertransportasi masuk ke laut untuk kemudian diendapkan diendapkan di tepi
pantai sehingga terbentuk daratan, atau terus masuk ke laut dan mengendap di dasar
laut. Banjir yang terjadi secara alamiah ini sangat ditentukan oleh curah hujan.
Perlu benar kita sadari
bahwa banjir itu melibatkan air, udara dan bumi. Ketiga hal itu hadir di alam
ini dengan mengikuti hukum-hukum alam tertentu yang selalu dipatuhinya.
Seperti: air mengalir dari atas ke bawah, apabila air ditampung di suatu tempat
dan tempat itu penuh sedang air terus dimasukkan maka air akan meluap, dan
sebagainya.
Karena manusia dapat
mempengaruhi debit aliran permukaan dan dapat mempelajari karakter aliran
sungai, maka berkaitan dengan banjir kita dapat mengatakan bahwa manusia dapat
memilih takdirnya sendiri.
Apabila kita tidak ingin terkena
banjir maka perlu melakukan hal-hal berikut ini:
- Jangan bertempat tinggal di daerah yang secara alamiah merupakan tempat penampungan air bila aliran sungai meluap, seperti di dataran tepi sungai yang akan dilalui oleh air sungai bila debitnya meningkat, di dataran banjir di sepanjang aliran sungai yang akan digenangi air bila air sungai meluap ketika curah hujan tinggi di musim hujan, atau di rawa-rawa.
- Jangan merusak hutan di daerah peresapan air di pegunungan atau perbukitan, karena lahan yang terbuka akan meningkatkan aliran permukaan yang menyebabkan banjir di waktu yang sebenarnya tidak terjadi banjir, atau memperhebat banjir yang biasanya terjadi.
- Menjaga alur tetap baik sehingga aliran air sungai lancar. Alur sungai yang menyempit atau terbendung akan menyebabkan banjir.
- Untuk daerah pemukiman atau perkotaan, kita harus menjaga saluran drainase agar tetap baik dan tidak tersumbat sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya menyalurkan air hujan yang turun atau menyalurkan aliran permukaan ke sungai-sungai atau saluran yang lebih besar.
Itulah hal-hal yang perlu dilakukan
agar manusia tidak terkena banjir atau memilih takdirnya untuk tidak kena
banjir.
Untuk dapat memilih
takdir tidak terkena banjir, manusia tidak dapat berdiri sendiri, melainkan
harus bekerjasama. Skala kerjasama bisa dalam satu komplek pemukiman, satu
kota, satu DAS (Daerah Aliran Sungai) dan bahkan harus seluruh umat manusia.
Kerjasama seluruh umat
manusia di bumi ini diperlukan untuk dapat menghadapi banjir yang disebabkan
oleh perubahan iklim global. Dengan kata lain, diperlukan kerjasama
internasional untuk menghadapinya.
Kerjasama seluruh
manusia yang tinggal di suatu DAS diperlukan untuk dapat mengatasi masalah
banjir yang melibatkan suatu sistem tata air yang melibatkan suatu DAS. Untuk
banjir yang terjadi di suatu kawasan pemukiman atau kota karena buruknya
drainase, maka perlu kerjasama seluruh penghuni pemukiman atau kota tersebut
dalam arti yang seluas-luasnya, baik itu kerjasama antar anggota masyarakat,
kerjasama antara masyarakat dan pemerintah, dan kerjasama antar instansi
pemerintah, serta kerjasaman antara eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Misalnya: apabila masyarakat dihimbau tidak membuang sampah sembarangan, tentu
pemerintah harus menyediakan tempat pembuangan sampah yang memadai dan selalu
mengangkutnya ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir); bila DinasKebersihan membutuhkan
tambahan armada pengangkut sampah maka Pemerintah harus memenuhinya; dan
sebagainya.
B.
Faktor dan Dampak
yang ditimbulkan oleh banjir
Di
tinjau dari letak geografis, kondisi topografi, iklim, faktor demografi, dan
kondisi sosial
masyarakat, maka kemungkinan terjadinya banjir di Indonesia khususnya Jakarta
cukup besar. Banjir dapat setiap saat terjadi dan sulit di perkirakaan
intesitasnya, tempat, waktu baik pada daerah yang sudah ditangani dan belum
sempat di tangani.
Peristiwa
banjir tidak akan menjadi masalah sejauh banjir tidak menimbulkan gangguan atau
kerugian yang berart bagi kepentingan manusia. Fenoma banjir disebabkan oleh
tiga faktor yaitu
kondisi alam, peristiwa alam, dan kegiatan manusia.
1.
Faktor-faktor kondisi alam yang dapat menyebabkan terjadinya banjir adalah
kondisi wilayah, misalnya : letak geografis suatu wilayah, kondisi topografi,
dan geometri sungai seperti kemiringan dasar sungai, meandering, penciutan ruas
sungai, sedimentasi, pembendungan alami pada suatu ruas sungai.
2.
Peristiwa alam yang bersifat dinamis yang dapat menjadi penyebab banjir seperti
curah hujan yang tinggi, pecahnya bendungan sungai, peluapan air yang
berlebihan, pengendapan sendimen / pasir, pembendungan air sungai karena
terdapat tanah longsor , pemanasan global yang mengakibatkan permukaan air laut
tinggi.
3.
Faktor kegiatan manusia yang dapat menyebabkan banjir adalah adanya pemukiman
liar di daerah bantaran sungai, penggunaan alih fungsi resapan air untuk
pemukiman, tata kota yang kurang baik, buangan sampah yang sembarangan tempat,
dan pemukiman padat penduduk.
Selain dari faktor penyebab banjir, berikut ini dampak
yang ditimbulkan dari banjir adalah sebagai berikut:
1.
Merugikan Secara Umum
Banjir yang
terjadi selalu menimbulkan kerugian bagi mereka yang terkena banjir
baik secara langsung maupun tidak langsung yang dikenal sebagai dampak banjir. Dampak banjir
akan dialami langsung oleh mereka yang rumah atau lingkungannya terkena air banjir.
Jika banjir berlangsung lama akan sangat merugikan karena aktivitas akan banyak
terganggu.
Segala aktivitas tidak nyaman dan
lingkungan menjadi kotor yang berdampak kurangnya sarana air bersih dan
berbagai penyakit
mudah sekali menjangkiti warga yang terserang banjir.
2.
Penyakit Yang Timbul Sebagai Dampak Banjir
Dampak banjir yang terjadi sering kali
menganggu kesehatan lingkungan dan kesehatan
warga. Lingkungan tidak sehat karena segala sampah dan kotoran yang hanyut
seringkali mencemari lingkungan .
Sampah-sampah
terbawa air dan membusuk mengakibatkan penyakit gatal-gatal di kulit,
dan lalat banyak beterbangan karena sampah yang membusuk sehingga sakit perut
juga banyak terjadi. Sumber air bersih tercemar sehingga mereka yang terkena
banjir kesulitan air bersih dan mengkonsumsinya karena darurat, sebagai
penyebab diare.
3. Mematikan Usaha
3. Mematikan Usaha
Dampak banjir
memang luar biasa luas.Rumah
bisa rusak gara-gara terendam banjir. Barang-barang perabotan rumah tangga jika
tidak segera diselamatkan bisa hanyut dan rusak pula. Yang lebih parah jika
penduduk yang memiliki usaha rumahan bisa terganggu aktivitas produksinya
sehingga mengakibatkan kerugian.
Kerugian
akibat tidak bisa produksi berdampak pada karyawan yang bergantung nasib pada
usaha tersebut. Kerugian tidak berjalannya produksi bisa kehilangan pelanggan, kemacetan
modal serta kerusakan alat gara-gara banjir. Jika terus menerus
situasi terjadi demikian mengakibatkan macetnya ekonomi kerakyatan yang
kemudian berdampak pada semakin meningkatnya masalah sosial di lingkungan
masyarakat yang sering di landa banjir.
C.
Cara Mengatasi Banjir
Di Ibukota
Bila ingin
mencari cara menanggulangi banjir, yang harus kita lihat terlebih dahulu adalah
mengapa banjir bisa datang. Banjir bisa terjadi sebenarnya karena ulah manusia
sendiri. Lihat saja, di kota-kota besar, sungai yang sebenarnya berfungsi untuk
menampung air disalahgunakan untuk menampung sampah.
Di sekitar sungai tersebut, bahkan, dijadikan permukiman.
Kondisi tersebut
diperparah dengan kurangnya pepohonan yang berfungsi sebagai jantung kota.
Bisa kita hitung sendiri, kira-kira berapakah perbandingan antara hutan kota
dengan gedung-gedung bertingkat. Mana yang lebih banyak. Ibarat rumah, kota-kota
yang rawan banjir tersebut adalah rumah yang tidak memiliki atap dan jendela.
Saat badai menyerang, otomatis
tidak ada perlindungan sama sekali.
Selain
itu, cara menanggulangi banjir ialah sebagai berikut:
1. Memfungsikan
sungai
dan selokan sebagaimana mestinya. Sungai dan selokan adalah tempat aliran air,
jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah.
2. Larangan
membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah
di dekat sungai adalah para pendatang yang datang ke kota besar hanya dengan
modal nekat. Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan
perekonomian. Malah sebaliknya, merusak lingkungan.
Itu sebabnya, pemerintah seharusnya tegas, melarang membuat rumah di dekat
sungai dan melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas datang ke kota dalam
jangka waktu lama (untuk menetap).
3. Menanam
pohon
dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Pohon adalah salah satu
penopang kehidupan di suatu kota. Bayangkan, bila sebuah kota tidak memiliki
pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain sebagai penetralisasi
pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di saat hujan melalui
akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi pohon, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi
bila hujan tiba (http://www.anneahira.com/cara-menanggulangi-banjir.htm).
Cara menanggulangi banjir tersebut
bisa dilakukan saat ini juga. Bila tidak sekarang, kapan lagi? Kita semua wajib
memikirkan cara menanggulangi banjir. Bagaimanapun, hal itu adalah tanggung jawab
bersama. Mari kita lakukan dari sekarang.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisa dan pembahasan kesluruhan, khususnya pada daerah Jakarta Selatan
maka kesimpulan yang dapat ditarik
adalah
sebagai berikut :
1. Daerah Jakarta Selatan ini
terjadi banjir disebabkan oleh pemukiman padat penduduk, saluran air yang
diperkecil, alih fungsi lahan, tidak ada resapan air, dan pembuangan sampah
yang liar.
2. Karena daerah ini sering di
datangi banjir, maka warga yang menjadi korban banjir yang selalu terkena
dampak nya, seperti :
a. Ancaman wabah
penyakit
b. Aktivitas masyarak
terganggu
c. Ancaman
penyakit diare
d. Penyakit yang
disebabkan oleh nyamuk
3. Cara mengatasi banjir di daerah Jakarta selatan adalah
a.
Membuat daerah resapan air yang lebih luas lagi, dan jangan memperkecil saluran
air yang sudah ada.
b. Mengkaji ulang tata
kota daerah Kebagusan, untuk mengetahui titik-titik daerah banjir.
c. Membuat tanggul baik yang permanent atau non permanent dirumah masing-masing yang selalu terkena banjir.
c. Membuat tanggul baik yang permanent atau non permanent dirumah masing-masing yang selalu terkena banjir.
d.
Dan di himbaukan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah pada tempatnya.
e. Jangan mendirikan bangunan di lahan yang memang rawan banjir.
e. Jangan mendirikan bangunan di lahan yang memang rawan banjir.
B.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan masukan yang mungkin dapat
berguna bagi penanganan banjir di Daerah Jakarta Selatan. Sebaiknya seluruh warga
membuat musyawarah dalam penanganganan maslah banjir seperti tindakan
kesiapsiagaan warga terhadap banjir datang, tindakan yang seharusnya dilakukan
di setipa rumah dalam mengatasi banjir datang, penyuluhan tentang kegiatan yang
dapat mengurangi resiko banjir, tindakan saat terjadi banjir dan setelah banjir
kepada seluruh warga Kebagusan Jakarta Selatan.
LAMPIRAN
A. Study Kasus
1. What They Say ..
Apa sih yang
orang bilang tentang Jakarta?
"Jakarta
terapung, Jakarta punya monorail. OK!"
Mungkin itu
yang kita tau dari iklan di stasiun televisi.
Tapi pernah
kepikiran nggak sih,
apa yang
dipikirkan orang tentang Jakarta?
Nah.. di
bawah ini beberapa pendapat dari warga Jakarta
yang kita
dapat dengan wawancara langsung.
1.
Tukang kunci
Pendapat
: saya ini sebenarnya bukan warga Jakarta. Saya Cuma pendatang dari jawa barat.
Tapi saya gak nyesel banget dating ke Jakarta karena bisa jadi tukang jualan.
Lumayankan dapat penghasilan. Mengenai banjir, itu terjadi di lingkungan rumah
saya. Biasanya kalu hujan.
Harapan
: Pengen sukses, dapat uang banyak. Sama pengen gak ada pengguran lagi deh.
2.
Ibu rumah tangga
Pendapat
: Jakarta itu kotor, makanya sering terjadi banjir, warganya suka buang sampah
sembarangan dan tidak punya kesadaran untuk menja kebersihan.
3.
Penjual buku
Pendapat
: rumah saya kebanjiran. Selain itu, semenjak pemerintahan SBY, cari uang dan
usaha jadi sulit , nggak kayak dulu. Harapan : perekonomian lancar, paling
tidak ada perubahan, harga bisa murah lagi.
4.
Wulan (pelajar)
Pendapat
: macet, banjir, copet, nggak aman, orang-orangnya jorok, terminalnya bau
pesing.
Harapan
: Pemerintah tambahin jalur hijau
5.
Penjaga warung
Pendapat
: banjir, siklus banjir lima tahun ,padat penduduk,banyak pengangguran,sulit
cari pekerjaan.
Harapan
: bisa berusaha dan berwiraswasta
2. Opini
Masyarakat Terhadap Banjir Di Kota Jakarta
Tanpa bermaksud menjelekan siapapun
atau membela siapapun, saya ingin mengungkapkan sedikit rasa tidak setuju
dengan sebuah judul yang dipasang TV one tadi sore / siang, bertuliskan “Jokowi
Mana Janjimu”. Kebetulan berita yang ditayangkan sedang mengekspose banjir di
Jakarta yang terus mengancam, dan mulai menggenangi wilayah Jakarta. Walaupun
saya sendiri tidak tinggal di Jakarta, dan cuma pernah sekali pergi kesana,
akan tetapi semua orang pasti sependapat dengan saya, kalau masalah banjir di
Jakarta adalah masalah yang kompleks, masalah yang memang dari awal pembangunan
kota, tata kotanya sudah salah dari awal. Jadi membenahinya tidaklah semudah
membalik telapak tangan, atau semudah menanda tangani sebuah berkas.
Dan juga tanpa kesadaran orang
Jakarta sendiri tentang bahaya banjir juga kepedulian mereka terhadap
lingkungan, usaha ini akan semakin sulit. Sedangkan saat banjir datang, semua
orang seakan langsung menunjuk hidung Jokowi, sebagai orang yang bertanggung
jawab terhadap masalah ini. Jokowi itu kan bukan jin botol yang dengan sekali
tepukan maka semua masalah akan hilang, dengan sekali tiupan satu kota akan
hilang.
Bagaimanapun Jokowi baru dilantik
Oktober lalu, dan menuntut janjinya sekarang ini adalah sebuah tindakan yang
membabi buta, apalagi menyangkut masalah banjir di Jakarta yang notabene adalah
masalah yang semua pemimpin Jakarta tidak pernah tuntas mengatasinya, karena
memang ini masalah yang kompleks. Perlu partisipasi semua kalangan bahkan hanya
untuk mengurangi dampak banjir ini, apalagi untuk menghilangkan, mengatasi
secara total.
3. REKONSTRUKSI POLITIK
PBNU Minta Jokowi Tingkatkan Kinerja Atasi Banjir
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Bencana banjir kembali menyapa sejumlah titik di Jakarta, seiring
datangnya musim hujan. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said
Aqil Siroj, meminta Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), meningkatkan
kinerjanya dalam mengatasi bencana banjir. "Pak Jokowi sudah
bagus karena langsung tanggap dan segera turun ke lokasi. Tapi tetap harus
ditingkatkan lagi kinerjanya agar tidak ada masyarakat Jakarta yang mengeluh
karena banjir," kata Kiai Said sesaat sebelum menjadi pembicara dalam
pengajian bertema "Aktualisasi Nilai-nilai Hijrah Nabi Muhammad SAW"
di Balai Agung DKI Jakarta, Rabu (21/11).
Dalam kesempatan
tersebut Kiai Said sempat bertemu empat mata dengan Jokowi untuk menyampaikan
masukan-masukannya, dalam upaya perbaikan Jakarta ke arah yang lebih baik.
"Pak Jokowi mengeluhkan soal kali Ciliwung yang seharusnya jalan air, tapi
kenyataannya menjadi tempat tinggal manusia. Saya jawab Anda harus bisa tegas,
tapi tetap mengedepankan kesantunan," tambah Kiai Said. Sementara dalam
pengajian yang digelar dalam rangka peringatan 1 Muharam 1434 H, Kiai Said
menyoroti pentingnya aparatur pemerintahan yang memiliki ilmu secara mumpuni.
Meski demikian keilmuan tersebut juga harus diimbangi dengan iman dan taqwa.
"Berilmu penting, tapi bermoral, yaitu mengimbanginya d1engan iman dan
taqwa yang kuat juga tak kalah penting. Orang bodoh yang dicuri mungkin hanya
sebatas sendal, tapi orang berilmu yang tidak beriman bisa saja mencuri pabrik
sendalnya," tegas Kiai Said di hadapan sekitar 600 PNS di lingkungan
Pemprov DKI Jakarta. Lebih lanjut Kiai Said mengajak aparatur pemerintahan di
DKI Jakarta untuk memaknai hijrah sebagai rancangan strategi untuk melanjutkan
perjuangan dakwah Islam. Hijrah adalah langkah strategis untuk membangun
kekuatan baru, tidak hanya fisik namun juga psikologis.
DAFTAR PUSTAKA
http://wahyuancol.wordpress.com/2009/03/23/banjir-1-pengertian-penyebab/
di kases tgl 11 Januari 2011
http://www.anneahira.com/dampak-banjir.htm/
diakses tgl 13 Januari 2011
http://dwiiastuti.blogspot.com/2010/03/makalah-penyebab-banjir-di-daerah.html/
diakses tgl 10 Januari 2011
http://www.anneahira.com/cara-menanggulangi-banjir.htm
/
diakses tgl 11 Januari 2011
No comments:
Post a Comment